Rezim Apa Digunakan PT. EUP Terkait Sungai Paul

Ahad, 28 Maret 2021

DUMAI (ANC) – Persoalan perusahaan PT. Unggul Energi Persada (EUP) Dumai terus mencuat kepermukaan.

Pasalnya, ada beberapa persoalan di perusahaan ini di anggap masyarakat tidak sesuai dengan penyampaian Manager PT.EUP Hendra Hu pada saat ratusan massa yang tergabung mengatasanamakan Aliansi Perjuangan Hak Rakyat (APHR) menggelar aksi demo beberapa hari lalu.

Penyampaian Hendra Hu pada saat itu, bahwa pihaknya tidak merasa membeli tanah wakaf (Perkuburan), tidak menguasai sungai paul. Kemudian Hendra Hu juga membantah penyerobotan lahan milik ahli waris Zailani Bin H.Abdul Aziz.

Namun penyampaian Hendra Hu Manager PT. EUP diduga berbohong. Pasalnya, tanah perkuburan tersebut diduga telah banyak hilang karena abrasi air laut.

"PT.EUP sudah menguasai lahan perkuburan tersebut hampir puluhan tahun, namum tanah wakaf yang dijadikan tempat perkuburan umum (TPU) sama sekali tidak pernah diperbaiki, hanya TPU tersebut dibuat pagar dan dibikin pintu jalan masuk," ungkap Kamarudin. 

Ditambahkan Kamarudin, Akibat tidak diperbaikinya TPU tersebut, puluhan batu nisan kuburan banyak hilang dikarenakan terjadinya abrasi pantai dan jatuh kelaut.

”PT.EUP dinyatakan berbohong, kuburan tersebut berada dibelakang rumah saya, dan hampir puluhan tahun semenjak lahan tersebut dikuasai. Yang kita lihat hanya pagar yang ada dan pintu jalan masuk menuju TPU, setelah itu tidak ada sama sekali diperbaiki atau dibaguskan,” tegas Kamarudin warga bangsal Aceh.

Selain itu, masuk kepersoalan sejarah sungai paul Kelurahan Bangsal Aceh Kecamatan Sungai Sembilan. Yang mana sungai paul adalah salah satu sungai yang mempunyai nilai sejarah budaya melayu di Kota Dumai. Sebab sungai ini dikenal sebagai tempat membuang ancak, membuang tetemas, membuang lancang. .

Hal ini disampaikan oleh Sulung salah seorang Tokoh Masyarakat Dumai yang juga RT.02, bahwa dirinya mengetahui sungai paul dipergunakan sebagai tempat membuang ancak, dan membuang lancang.

Menurut Sulung, memang dirinya tidak mengetahui secara persis alur sungai paul tersebut apakah alur sungai itu berbelok atau lurus hulunya sampai dimana.

"Yang jelas, sering perahu sampan masuk dan singgah serta betambat melalui kuala sungai paul diwaktu hari pasang tinggi di wilayah Rukun Tetangga (RT O1) tersebut, dan sungai tersebut berbeda dengan parit Kitang," cetus Sulung. 

Sulung menambahkan, bahwa dirinya sangat heran, mana mungkin sungai paul bisa hilang.

"Kita mengaharapkan sungai paul tersebut dikembalikan seperti semula, agar sungai paul dapat berfungsi sebagai aliran air dan bisa diharapkan dapat dipertahankan sebagai sungai budaya melayu. Karena sungai paul adalah salah satu sungai yang sudah dikenal dikalangan masyarakat melayu bangsal aceh sebagai tempat ancak, dan buang lancang." tandas Sulung. 

Hal ini turut dikomentari Ahmad Bakri Aktivis LSM Wasiat, yang mana Bakri sangat menyayangkan sikap perusahaan PT.EUP tersebut. 

"Rezim apa yang digunakan pihak PT.EUP tersebut dalam membangun usahanya yang menurut kita menginjak harkat dan martabat masyarakat Melayu," ungkap Ahmad Bakri. 

Lanjutnya,"Begitu Kejam sekali pihak PT.EUP, dengan menghilangkan sungai paul. Dan diatas sungai sudah berdiri satu buah Gudang, saya minta pihak PT.EUP dan Pemerintah terkait, untuk segera bersikap atas persoalan yang ada di PT.EUP." tegas Aktivis LSM Wasiat ini.(Tim)