Babinsa Koramil 02 Rambah Kunjungi Suriadi Yang Tinggal Di Gubuk Tenda

Senin, 26 April 2021

ROHUL (ANC) - Suriadi (39) keluarga yang tidak pernah menyangka harus tinggal beralaskan atap terpal. 

Ia tidur beralas para para dan terpal digubuk tenda bersama istri dan kedua anaknya.

Suriadi bersama istrinya tak kuasa menahan haru saat dikunjungi Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Pelda Sahbuki bersama Serda Dedy Nofery Samosir.

Pasangan suami istri ini berada di Kumu RT/RW 001/001 Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.

Untuk menuju ke rumahnya, harus melawati jalan perkebunan warga. Jika hari baru hujan, maka jalan setapak itu akan licin dan becek.

Tubuh renta pasangan suami istri ini, tak kuasa menahan emosi. Kehadiran tamu yang tak dia sangka itu, membuatnya tak kuasa untuk menahan tangis.

Suriadi mendekap erat tubuh Babinsa Koramil 02 Rambah. Isak tangisnyapun membuat suasana semakin haru. Mata Babinsa TNI juga ikut berkaca-kaca.

'Benar, tadi kami telah mengunjungi kediaman bapak Suriadi', ucap Danramil 02 Rambah Kapten Inf Kasmir melalui penerangan humas Serda Dedy Nofery Samosir, Senin (26/04/2021).

Selain berkunjung, rombongan juga memberikan berupa bantuan sembako dan uang saku.

'Itu bentuk kepedulian Babinsa TNI kepada warga,' tuturnya.

Untuk sekedar diketahui, hidup Suriadi ini memang serba kekurangan. Saat dikunjungi Babinsa, rumah ini beratapkan terpal dan berdinding terpal lapuk.

Jika turun hujan, rumah berkuran 3x4 m itu akan menetes air. Rumah itu ada kamar yang beralaskan para-para kamar mandi pun tidak ada di temukan.

Posisi rumah reot itu persis di bawah pohon karet miilik warga. Mereka pun sebenarnya menempati di lahan milik warga yang belum dibangun.

Suriadi menjelaskan, dia bersama keluarganya sudah 4 tahun tinggal di gubuk tersebut. Dengan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, dia harus mencari brondolan dan menderes karet milik warga.

'Kami tinggal disini sudah ada empat tahun. Saya memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara mencari brondolan dan menderes karet,' jelas Suriadi.

'Saya mendapatkan penghasilan dari pekerjaan itu dalam seminggu menghasilkan uang sebesar seratus limapuluh ribu dalam satu minggu,' jelasnya.

Dia juga menjelaskan, sela hidup empat tahun di gubuk itu, belum pernah menerima bantun.

Dilanjutkan Suriadi, saat ini mereka memiliki anak perempuan N (10) yang mengalami luka bakar ditangan. Sudah pernah dibawa berobat, tetapi lagi-lagi terkendala masalah dana, anaknya gagal untulk melaksanakan pengobatan.

'Kami tidak memiliki kartu jaminan kesehatan pak, kami berharap adalah bantuan dari pemerintah,' tutupnya.(ANC02/EB Nainggolan)