Harga Sawit Anjlok Total Petani Sawit Meradang

Selasa, 12 Juli 2022

ROHUL (ANC) - Seiring dengan  peristiwa demo besar besaran yang di lakukan oleh sekelempok mahasiswa yang menamakan dirinya BEM (badan exekutif mahasiswa) di depan istana presiden beberapa bulan yang lalu. Menyangkut mahalnya harga minyak goreng.Menimbulkan kebijakan pemerintah melarang expor CPO ke luar negri dan menetapkan beberapa orang tersangka.

Pemerintah menilai kebijakan dalam larangan expor itu amat merugikan petani sawit sehingga pemerintah melalui keputusan presiden ir.Joko Widodo membuka kran export kembali, walaupun kran expor di buka masih memiliki aturan- aturan yang tidak relefan dengan maksimalnya export CPO agar harga komoditi petani sawit kembali ke harga normal.(12/07/2022)

Salah seorang pejabat administratif di salah satu pabrik yang berada di Rokan hulu mengatakan, bahwasanya mereka juga harus menyesuaikan harga nilai jual CPO dan kelancaran di pelabuhan, agar dapat menyesuaikan harga TBS (tandan buah segar) yang Meraka beli dari petani.

Bahkan ada salah satu manajer di salah satu pabrik yang berada di tambusai Barat saat dikonfirmasi menyampaikan, "maaf pak yang mengetahui harga penjualan dan pembelian hanyalah owner (pemilik pabrik). 

Dengan harga saat ini beberapa harga pabrik yang berada di Rokan hulu mematok harga sawit sebagai berikut tertanggal 12 Juli 2022 PT naga mas papan Rp 1160/kg,PT kus Rp 1180/kg, PT Jabal perkasa 1160/kg, PT GSM Rp 1200/kg. 
Harga yang tertulis sudah menunjukkan kenaikan dari harga sebelumnya hanya berkutat di angka 1000 an di pabrik.

Tetapi faktor kenaikan itu sedikit menurut pantauan media di picu akibat kurangnya hasil TBS yang masuk ke pabrik sehingga pengusaha harus bersaing harga demi memanggil TBS agar masuk kepabrik nya masing masing.

Dengan anjloknya harga TBS maka menuai berbagai asumsi dari masyarakat bahkan sampai ada menyalahkan kebijakan pemerintah. 

Berdasarkan pantauan media auranusantara.com kalkulasi dari hasil petani sawit Indonesia dari harga patokan pemerintah melalui menteri perdagangan yang baru diangkat (Zulkifli Hasan) .yang menetapkan harga pembelian TBS di pabrik adalah senilai Rp.1600/kg,Dengan adanya keputusan tersebut berarti harga nominal yang sampai ke tangan petani adalah senilai Rp 1300/kg.

Maka dapat di simpulkan sesuai data rel perjalanan petani sawit dalam per 2 hektar adalah sebagai berikut :

Harga 1300/kg ke petani katanya sudah stabil, asal harga pupuk di normal kan. 

Mari kita hitung secara logika dan dengan data yang ril
1. biaya/upah panen Rp. 200/kg jika langsir bisa diatas bahkan 2 × lipat.

2.upah transpot ke pabrik Rp. 150/kg . Kalau objek pabrik jauh bisa lebih.

3.upah bongkar muat 50/kg. Jika stabil.bisa lebih tergantung kebiasaan di pabrik tujuan.

Total pengeluaran pasti petani sawit sudah mencapai Rp. 400/kg  perhitungan  normal
Berarti hanya tersisa untuk petani sekitar Rp. 1300/kg - Rp. 400/kg = Rp 900/kg. 

Dalam hasil rata rata/2 hektar normal daerah Riau sekitar 1500 kg. Hasil yang didapat kan petani dalam 1 rotasi 1 kali dalam 2 pekan panen sekitar ÷1500 kg.  1500×900=Rp 1.350.000 berarti hasil dalam 1 bulan hanya Rp 2.700.000.

Dari hitungan normal diatas dapat disimpulkan jika petani yang kebunnya 2 hektaran hanya dapat bertahan hidup saja,  karena untuk biaya perawatan belum dikalkulasikan. 

Dari definisi dan rangkuman diatas masyarakat mengharapkan pemerintah daerah maupun pusat agar memperhatikan masyarakat petani sawit yang ada di Indonesia.(ANC/02