Pabrik Es Batu di Desa Patah Parang Terbengkalai

TEMBILAHAN (ANC) - Sepinya peminat es batu sebagai bahan pengawet ikan bagi nelayan menyebabkan operasional pabrik es batu di Desa Kuala Patah Parang, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, tidak berfungsi.
Kepala Desa Kuala Patah Parang, Dedi Suwandi, Kamis, mengatakan semula pembangunan pabrik es di desa yang ia pimpin bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) serta memudahkan nelayan setempat mendapatkan bahan baku es batu.
“Pabrik es ini sempat dikelola oleh koperasi agar PAD meningkat, tapi sayangnya peminatnya sepi,” sebut Dedi saat dikonfirmasi.
Fungsi es batu bagi nelayan sangat bermanfaat sebagai pengawet ikan. Jarak tempuh nelayan menuju lokasi penangkapan ikan dapat menyebabkan ikan membusuk jika tanpa es batu.
Dedi menerangkan bahwa pabrik es tersebut sempat beroperasi dalam beberapa waktu sebelum akhirnya tutup. Dia juga menyebutkan bahwa pabrik es tersebut pernah dikelola koperasi hingga tiga kali pergantian pengurus, namun tetap saja tidak berhasil.
“Dulu sempat beroperasi setengah bulan tapi setelah itu tutup. Kemudian buka lagi hampir 10 harian tapi tutup lagi karena tidak ada yang beli,” sebutnya.
Dikatakan Dedi, pabrik yang dibangun melalui dana ABPD dan APBN tersebut mampu memproduksi es batu sebanyak puluhan kilogram per hari dengan harga jual berkisar Rp3.000 per kilogram.
“Dulu pernah produksi 20 kilogram sehari, tapi sepi pembeli. Seandainya minat pembeli tinggi tentunya produksi dalam sehari akan kita tingkatkan,” tuturnya.
Menurut Dedi, sepinya peminat es batu dikarenakan kwalitas es yang kurang mampu bertahan lama dibandingkan dengan es balok yang umumnya digunakan oleh nelayan.
“Ini es seperti es kristal. Nelayan bilang, esnya tidak tahan lama seperti es balok yang biasanya nelayan gunakan selama ini,” tuturnya.
Melihat kondisi pabrik es yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, Dedi melakukan koordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Inhil untuk mencari solusi. Namun DPK Inhil menyarankan agar diserahkan kepada desa lain untuk dikelola.
“Jadi dinas sarankan agar pabrik tersebut diserahkan kepada desa yang membutuhkan. Namun, sayangnya tidak ada desa yang mau mengelola. Kalau ada maka akan kita buatkan surat pernyataan dari desa,” tukasnya.
Untuk ketahui pabrik es yang dibangun pada tahun 2018 tersebut dibangun melalui dua sumber dana yakni APBD untuk pembangunan pabrik dan APBN untuk pengadaan mesin pembuat es.
Rentetan Kecelakaan Kerja di PT. Bukara, Penerapan SMK3 Disorot Tajam
AURA(DUMAI) - Kasus kecelakaan kerja di PT Bukara kembali mencuat ke permukaan. .
Lapor KPK dan Kejagung, Sampai Sekarang Pembayaran Pekerjaan Tidak Ada Kejelasan Dari Pengelola RSUD RAT Kepri
AURA(TANJUNG PINANG) - Sejumlah kontraktor yang melaksanakan kegiatan pekerjaan .
Kerja Nyata dan Kedekatan Warga, Video Silaturahmi Adies Kadir Jadi Sorotan di Surabaya–Sidoarjo
Jakarta - Linimasa media sosial warga Surabaya hingga Sidoarjo dalam beberapa waktu belakangan ra.
Didin Marican : Jangan Di ganggu Rokok Ilegal, Kami Tak Telap Beli Rokok Ilegal
AURA(DUMAI) - Di sebuah kedai kopi sederhana sekitaran Pasaran Pulau Payung, aro.
LAMR Kabupaten Bengkalis Bersama Polda Riau Jalin Sinergitas Dalam Upaya TPPO
AURA(BENGKALIS) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis bersama Ke.
PHK Oleh PT. Wimar Grup Dinilai Tidak Sah, Disnaker Dumai Minta Karyawan Di Pekerjakan Kembali Atau Bayar Hak Sesuai Ketentuan
AURA(DUMAI) - Polemik Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh PT Wilm.